Catatan Perjalanan : Merayakan Kelulusan

Di Desember 2015 alhamdulillah aku resmi lulus dari kampus teknik Universitas Mulawarman (yeay~). Untuk memberikan reward terhadap perjuangan selama 4,5 tahun tersebut aku berencana untuk bepergian ke Thailand pada Januari 2016. Awalnya ingin pergi sendiri, tapi ketika berbincang dengan beberapa teman di sebuah warung makan perihal topik ini, ada dua orang teman yang juga tertarik untuk ikut, karenanya aku makin semangat buat menyusun itinerary dan mencari tau ini dan itu karena kami akan pergi sendiri, I mean this trip will turn to be my first trip to go abroad without any guide. That’s why I need to super-prepare more.

Tidak hanya ke Thailand rencana perjalanan kami akhirnya melebar ke Malaysia. Rencananya dari Malaysia kami akan menaiki kereta untuk memasuki Thailand. Sangat-sangat excited untuk tau gimana rasanya nginep di dalam kereta hehe. Rencana sudah diatur, tiket sudah dipesan tapi sayangnya salah satu dari teman aku berhalangan untuk ikut.  Sedih, tapi the show must go on

The Trip in Malaysia

Sore, tanggal 6 Januari tibalah kami di Bandara KLIA. Dari Bandara kami menaiki bus menuju Kuala Lumpur. Kami sengaja booking tempat menginap di daerah yang familiar untuk kami yaitu di daerah Pasar Seni (China Town), berhubung kami sudah pernah ke sini sebelumnya jadi perjalanannya alhamdulillah lancar walaupun sempat muter-muter nyari alamat hostel yang ternyata seberangan doang sama hostel tempat kami menginap dua tahun sebelumnya.

Di Kuala Lumpur kami menginap selama 4 malam dan mengunjungi beberapa tempat:

  • China Town dan sekitarnya. Iyalah ya kan nginep di daerah sini hehe
  • Batu Caves. Btw, naik komtar ke sini murah sob, waktu itu sih masih 2,6 RM kalo dari KL Sentral.
  • Dataran Merdeka. Di sini banyak banget yang bisa dikunjungin. Penuh sama museum sih sebenarnya dan museum-musem tersebut Freeeeeee!!! Kalo lagi ke sini kalian juga harus banget nyempatin ke Kuala Lumpur City Gallery, selain kalian bakal tahu tentang sejarah Kuala Lumpur kalian juga akan disuguhkan dengan Spectacular City Model Show yang keren dan kalian sangat sangat sangaaaaat harus mencoba Nasi Lemak mereka yang seriusan enak banget (iyaps! Di sini juga ada cafenya!). KL City Gallery ini sebelahan sama the iconic I LOVE KL Structure. Dari sini kalian juga bisa mengunjungi  Masjid Jamek yang sudah dibangun sejak tahun 1909. Nah, di dekat Masjid ini  banyak pedagang makanan yang bertebaran. Jadi yang pengen makan-makan halal bisalah main ke sini. Waktu itu sih kami ke sini siang hari menjelang waktu Dzhuhur.
  • Petronas Twin Tower lagi hehe 
  • Putra Mosque a.k.a Pink Mosque di Putrajaya. Ada dua trasportasi umum yang bisa dipake menuju lokasi ini. Pertama kalian bisa naik kereta dari KL Sentral yang harganya waktu itu 14 RM sekali jalan, walaupun mahal keutamaan naik kereta ini adalah selain cepat sampai, kurang lebih 15 menit kalo nggak salah, di dalamnya juga ada Wi-Finya. Nah yang kedua kalian bisa naik bus dari KL Sentral yang harganya 4 RM Sekali jalan tapi nyampenya agak lama, kira-kira 1 jam lebih. Tinggal sesuaikan aja dengan waktu dan budget kalian. Btw, Putrajaya ini merupakan pusat adiministrasi Malaysia yang baru menggantikan Kuala Lumpur. Namanya pusat administrasi, tempatnya ya nggak ramai gitu kayak Kuala Lumpur  tapi buat yang penasaran pengen ngeliat, kudulah ke sini. Mesjid Putranya juga bagus. Suka banget sama kubahnya. Oiya putrajaya pernah masuk di film My Stupid Boss loh, lupa tapi adegan yang mana.

























Kayaknya aku nggak bakal bosen sih liburan di Kuala Lumpur kalo untuk waktu yang singkat ya. Soalnya kemana-mana enak, maksudnya transportasinya bagus dan nyaman terus cakupannya juga luas. Kalo jalan kaki juga gitu, nyaman. Udah gitu banyak yang bisa dikunjungin. Makanan halal juga mudah didapat. Begitu juga Masjid, ada dimana-mana jadi enak kalo mau ibadah. Kalo mau belajar backpacking di luar negeri, Kuala Lumpur bisa sih jadi option

Oke lanjut.

Dari Kuala Lumpur kami  melanjutkan perjalanan kami dengan kereta ke Utara, yaitu menuju George Town di Penang. It takes around 6 or 7 hours to get there, soalnya keretanya nggak terlalu cepat. Nyampe di George Town waktu itu udah malam banget, kalo nggak salah kita naik Ferry terakhir deh dari Penang. Gara-gara itu kita hampir nggak dapat penginapan.


Walaupun di George Town kita nginepnya 3 malam tapi waktu buat menyusuri kotanya sendiri kita cuman punya 1 hari full. Beberapa hal yang kita lakuin selama di sana antara lain:
  • Keliling George Town naik motor  sewaan a.k.a bernyasar-nyasar ria hehe
  • Mengunjungi Camera Museum. Yang pada suka kamera kudu ke sini nih
  • Sepedaan di Old Town sambil ngeliat mural-mural lucu dan bangunan-bangunan tua yang masih terawat baik :3
Jadi George Town ini merupakan salah satu kota wisata yang ditetapkan sebagai World Heritage Site oleh UNESCO karena keunikan sejarahnya (dihuni oleh banyak etnis) dan peninggalan-penginggalannya yang sudah ada sejak lebih dari 2 abad yang lalu. Kelihatan sih sampai sekarang banyak banget ethnicity yang masih tinggal di George Town. Menurut aku, salah satu hal yang juga bikin George Town semakin menonjol adalah Street Artnya. The street art+the buildings+the surroundings makes a good harmony, sampai ada petanya gitu cuman buat ngeliat letak setiap street art. Ide yang bagus untuk menarik turis.
























Sekilas info, di George Town harga penginapan lebih murah dibandingkan dengan di Kuala Lumpur tapi harga makanannya lebih mahal ketimbang  yang ada di Kuala Lumpur. Jadi ya pengeluarannya sama aja sih.

The Trip in Thailand

13 Januari 2016 kami melanjutkan perjalanan menuju Bangkok dengan menggunakan tren 36-EKSPRES ANTARA BANGSA kelas 2 yang ada tempat tidurnya. Perjalanan dari stasiun Butterworth (Penang) ke stasiun Hua Lampong (Bangkok) memakan waktu 24 jam. Tenang kalo kalian lupa beli sangu, di dalam kereta ada yang jual makanan berat dan makanan ringan kok. Kesan-kesannya naik kereta ini? Keretanya lumayan bagus untuk overnight train, standardlah. Pelayanannya juga gitu. Pas udah sorean akan ada petugas yang mendatangi kita untuk mengubah tempat duduk kita menjadi tempat tidur. Ini merupakan salah satu highlight yang ada di kereta ini sih. Selama perjalanan kita bakal melewati beberapa pemukiman warga dan menurut aku penataan pemukiman di wilayah Malaysia jauh lebih baik dibandingkan dengan penataan pemukiman di Thailand. Pemukiman di Malaysia itu lebih rapi (sangat rapi sih) walaupun letaknya sangat di ujung perbatasan sedangkan pemukiman di Thailand kondisinya sama kayak di Indonesia, need lot of things to work to. Pemandangan pagi harinya baguuuuuss, ngeliat sunrise di balik bukit-bukit yang diselimuti sama embun pagi, kind of romantic you know? at that time I wish I had someone beside me *eh, JK buddy hehe.. but seriously it will be nice tho hahaha *peace, maybe next time? :). Oiya, yang pengen nyobain naik kereta di luar negeri bisa cek infonya  di sini, ini website yang sangat amat membantu perjalanan kami. Infonya lengkap, mencakup hampir semua jalur kereta yang ada di seluruh dunia.

Hari pertama di Thailand kami gunakan untuk mengecek bakal calon penginapan kami sambil melihat-lihat Bangkok karena malam harinya kami akan langsung melanjutkan perjalanan ke Chiang Mai dan baru akan kembali ke Bangkok 3 hari kemudian. Sayangnya sore itu teman aku harus kembali ke Indonesia dan aku harus melanjutkan perjalanan ini sendiri. Perasaan aku waktu itu? Campur aduk. I mean, I was far away from home and I suddenly should continue this trip alone. I don’t have any idea about the place that I am heading to but... I want to do this, so let’s just go. Ada Allah SWT yang selalu ngejaga aku :)

 

Perjalanan menuju Chiang Mai memakan waktu 14 jam, now it feels like I live in a train huh haha :D. Waktu itu aku menggunakan kereta “EXPRESS” no 51 kelas 3 karena kudu menghemat budget yang pas-pasan. berhubung ini adalah kereta kelas 3 maka tempat duduknya terlihat pada foto di bawah. Kirain satu kursi kayu itu bakal didudukin sama 2 orang, eh taunya bertiga dong, jadi satu kursi yang berhadap-hadapan itu diisi sama 6 orang. Amazing~. Banyak backpacker lain yang mengeluh waktu pertama kali ngeliat kondisinya tapi ya namanya juga naik kelas 3 kalo mau bagus ya modal dikit kan yah or research more-lah supaya tau bentuk kursi kelas 3 itu gimana :)

Alhamdulillah aku nggak ngerasa sepi diperjalanan ke Chiang Mai ini, Allah SWT baik banget ngirimin aku teman ngobrol yang asik-asik selama menunggu jadwal keberangkatan dan selama di kereta. Dari main UNO di tengah-tengah stasiun sama sepasang anak kembar dari German sampai berkenalan dengan sepasang backpacker dari Perancis di dalam kereta. Btw, pasangan perancis ini baik banget, mereka beliin aku teh pas sarapan pagi di kereta terus mereka juga ngebayarin red taxi pas kita sama-sama nyari alamat penginapan di Chiang Mai. Mungkin aku terlihat menyedihkan, but seriously Lisa and Thifen thank you so much :) 

Pas nyampe di penginapan aku langsung mandi karena hampir dua hari nggak mandi hmmm kebayangkan lepeknya gimana (maybe this is why Lisa and Thifen is really kind to me haha). Kelar mandi awalnya aku pengen tidur dulu bentar eh tapi di kamar, aku kenalan sama seorang solo traveler dari China, jadilah kita sore itu menjelajah Chiang Mai bersama, eh nggak ding selama di Chiang Mai aku bareng dia mulu’. She’s fun and like an older sister for me. Waktu itu aku sakit flu yang agak lumayan parah karena pas di KL aku kena paparan asap rokok dari beberapa teman di hostel  (yes! I am that sensitive towards cigarette smoke) and this friend taking care of me a lot. Thank you so much Joy :D

Selama di Chiang Mai kami mengunjungi beberapa tempat, seperti:
  • Warorot Market. Ke sini sampai dua kali karena suka banget sama salah satu jajanan pasar yang lupa namanya apaan.
  • Doi Suthep Temple. Salah satu Kuil Budha yang letaknya tinggi banget yaitu di atas gunung, yang paling aku suka adalah pemandangan dari tempat ini. Dari sini, kita bisa liat keseluruhan kota Chiang Mai. 
  • Chiang Mai’s Saturday Night Market. Kalau kalian berkesempatan untuk mengunjungi Chiang Mai, kalian kudu banget ke sini. Pasar malam terpanjang dan termeriah yang pernah aku datangi tapiiiiiii walaupun begitu tidak ada sampah yang berserakan men (tong sampah pun sulit ditemukan), padahal banyak yang jualan makanan, keren kan?. Oiya, di sini banyak banget barang-barang lucu, sayang aja duit aku nggak banyak *ironi haha
  • Ke restoran All You Can Eat (Seafood)... lupa nama tempatnya *peace. Kami akhirnya makan di sini gara-gara waktu kita mau makan aku bilang kalau aku nggak makan babi jadi teman aku itu menyarankan untuk makan di sini. Satu orang waktu itu bayar sekitar 220 Bhat dan aku kenyaaaaang banget. Sangat-sangat worth it. Ini Makanan terfancy aku sih selama perjalanan di Thailand hehe
  • Ke Bookstore hehe. Bookstore di Chiang Mai masuk ke dalam one of the place that they consider us to visit loh. Kalo kalian ke sini naik kereta dateng aja ke information desk di stasiun, terus kalian bisa minta Peta Turis Chiang Mai, nah di peta itu ada iklan mengenai bookstore mereka. Kalo emang suka ke toko buku, mampir ke sini boleh sih ;) 





 


















Personally, aku suka banget perjalanan ke Chiang Mai ini, somehow kayak berasa satu achievement aja gitu karena aku berhasil ke sini sendiri dan survive. Chiang Mai merupakan kota yang di kelilingi oleh pegunungan. Banyak banget sebenarnya yang bisa dilakukan di sini. Tapi karena keterbatasan budget, ya yang dikunjungi yang di atas aja. Lagian keliling-keliling di Chiang Mai nggak bakal bosen sih kayaknya kalo cuman satu dua hari (buat aku loh ya) soalnya kotanya cantik terus rapi, kearifan lokal dan kemoderanan bersanding satu sama lain tanpa saling menenggelamkan. Vibe yang diberikan sama Chiang Mai dan Bangkok itu berbeda sih. Di Chiang Mai itu budaya Thailandnya lebih kaya dan kental gitu menurut aku. I don’t know how to explain more about that tapi kalo kalian ke sini aku yakin kalian bakal ngerasain hal yang sama.

Aku balik ke Bangkok naik Kereta Express no. 52 dan ya’ masih di kelas 3 hehe. Kenapa aku naik kereta mulu? karena kalo naik bis atau mobil aku suka mabuk darat sob hiks. Padahal kalo naik bis nyampenya lebih cepat loh kawan-kawan (7 jam doang) tapi apalah daya aku tak ingin sakit hehe. Selama perjalanan ke Bangkok aku sebangku dengan ibu-ibu (orang lokal) yang pas pertama kali ngeliat aku beliau memberitahu aku sesuatu secara panjang lebar dengan bahasa thailand yang aku nggak ngerti maksudnya apaan (iyalah). And then with my ability in Tarzan language I try to explain to her that I don’t  speak Thai. She understood. Case close. Lalu selama 14 jam berikutnya kami lebih banyak bertukar senyum dibandingkan mengobrol hahaha

Di Bangkok aku nginep selama 3 malam dan nggak terlalu mengunjungi banyak tempat, diantaranya adalah:
  • Khaosan Road dan sekitarnya. First impressionnya kayak Kuta di Legian sih. Penuh pedagang souvernier, penuh hostel, penuh bar, penuh restaurant dan tentu saja penuh orang. 
  • Grand Palace. Buat yang nggak penasaran-penasaran banget sama isinya Grand Palace ini, atau buat yang pengen foto aja. Mending nggak usah beli tiket deh. Kalian bisa “sedikit” berfoto kok dengan beberapa bangunannya tanpa harus beli tiket. Tapi buat yang penasaran pengen liat ke dalam, tiket masuknya itu 500 bhat. Mahal kan sob? Soalnya tiketnya itu udah mencakup tiket masuk ke tempat-tempat wisata lain kayak Vimanmek Mansion Museum, Support Museum Abhisek Dusit Throne Hall, Sanam Candra Palace, Arts of The Kingdom Exhibition at Ananta Samakhom Throne Hall, The Paviliun of Regalia yang semua-semuanya nggak aku datengin hehe. Oiya kalo ke sini selain harus berpakaian rapi (menutup bahu, paha dan betis) jangan lupa bawa minum. Soalnya luaaaaaasssss a.k.a bangunannya banyak. Di peta Grand Palacenya aja ada lebih dari 35 bangunan gitu. Eh ada juga deng yang jualan minum di dalam, tapi kayak susu gitu yang dijual. 
  • Wat Pho. Kalo ditanya lebih suka ke Grand Palace atau ke Wat Pho, aku bakal jawab Wat Pho. Karena pertama tiketnya murah (waktu itu masih 100 bhat) dan sudah termasuk sama satu botol air mineral ukuran kecil. Udah gitu turisnya nggak sebanyak di Grand Palace dan bangunannya juga nggak kalah cantik.
  • Mencoba transportasi air Bangkok a.k.a naik kapal. Mmmm... menyenangkan :D
  • Phra Sumen Fort. Ke sini tuh sebenarnya nggak sengaja sih, pas lagi jalan-jalan tanpa arah gitu tiba-tiba ngeliat kayak... bangunan apa nih? Ada tamannya lagi, mampir ah. Eh pas duduk-duduk,  view dari tempat yang aku dudukin itu mengingatkan aku pada satu adegan di film Love Julinsee (film Thailand) and at that time I realize that.... oooohhhh ini lokasi syutingnya toh hmmmmmm



























 
Oiya buat yang nyari makanan halal di daerah Khaosan Road bisa jalan sekitar 3 blok ke arah Phra Sumen Fort, di sebelah kiri jalan nanti ada pedagang kaki lima, lokasi mereka itu pas di depan gang yang ada musholanya gitu (letak musholanya di dalam, tapi ada tandanya kok kalo ada  mushola). Penjualnya suami istri yang ramah. Makanannya lumayan, insyaa Allah halal juga. Kalian boleh coba :)

Yang paling aku suka dari Bangkok? Pertama yaitu taman kotanya dan yang kedua adalah sistem transportasi airnya. Di dekat Grand Palace itu ada 2 taman kota gitu. Yang paling noticeable sih Sanam Luang Park, soalnya pas di depan Grand Palace. Sanam Luang Park ini nggak terlalu banyak tanamannya sih, lebih kayak ke lapangan hijau yang rapi gitu dan enak buat dipakai apa aja, maksudnya buat olahraga pagi bisa, buat santai sore apalagi (ngeliat sunset dari sini romantis loh btw *peace) pokoknya taman ini tuh asik buat dijadikan tempat buat berkumpul dan bersantai gitu, padahal letaknya di tengah kota. Kalo di Samarinda, taman kotanya tuh seiprit gitukan, kalo Sanam Luang Park ini kayak lapangan bola gitu loh. Intinya aku sukalah sama taman-taman yang ada di Bangkok, yang aku sempat datengin maksudnya. Yang kedua kenapa suka sama sistem transportasi air di Bangkok. Karena menurut aku kita punya kesamaan sama Bangkok (Samarinda dan Bangkok) yaitu kita sama-sama punya sungai. Bangkok punya Sungai Chao Praya kita punya Sungai Mahakam. Bedanya, Bangkok bisa menghidupkan sistem transportasi air mereka, dimana transportasi ini nggak cuman digunakan untuk orang lokal tapi juga bisa untuk menarik turis, jadi dengan naik kapal kita diajak untuk melihat view kota Bangkok dari sungai yang sekaligus bisa mengurangi kemacetan di jalan raya. Seru kan? Udah gitu transportasinya murah dan nyaman. Kita tuh punya potensi ini dan bisa banget dikembangkan. Alangkah menyenangkannya kalo Samarinda bisa melakukan hal yang serupa. Ini kalo aku lanjutin nulis tentang sistem transportasi kayaknya pada males baca ya, yaudah lanjut yak hehe









Seharusnya dari Bangkok aku langsung balik tapi setelah kupikir-pikir budget aku masih cukup nih untuk pergi ke Jogja. Lagiankan di Jogja ada adik aku yang kuliah di sana. Pikirku mayanlah bisa menghemat biaya penginapan sekalian aku  juga bisa jalan-jalan bareng dia di Jogja.


The Trip in Yogyakarta

Aku inget banget penerbangan ke Jogja hari itu, penuh transit. Maklum ngambil penerbangan paling murah sob hehe. Jam 2 pagi aku udah bangun karena kudu check-out dari hostel. Travel Bus yang aku booking untuk ke Bandara rencananya berangkat jam 3:40 karena menghindari macet, begitu saran dari staff travel busnya. Alhamdulillah jalanan sepi aja sih jadi jam 4:48 aku udah di bandara Don Mueang, padahal travel bus yang aku booking tadi telat setengah jam loh (bikin deg-degan). Nah di Bandara ini aku galau kawan-kawan. Apakah aku makan atau aku tidur? (karena ngantuk banget!), setelah perdebatan sengit di dalam otak, pagi itu sehabis check-in aku putuskan untuk sarapan dulu sebelum tidur sambil menunggu keberangkatan ke Singapore, pilihan yang tepat sih (nice job nyak!). Sangking ngantuknya aku baru kali itu naik pesawat pas baru duduk langsung tidur dan bangunnya pas udah mau deket landing. Sebelum bertolak ke Jakarta, aku makan siang dulu di Changi. Pas udah di Jakarta pesawat ke Jogja delay tuh, btw aku naik Lion waktu itu (you know what I mean, right?). Harusnya pesawat take off sekitar jam 6an sore eh pesawatnya baru berangkat jam 9an lewat, almost 10 malah. Alhasil banyak banget calon penumpang yang marah-marah. Tapi waktu itu aku nggak ikutan marah-marah loh guys (tumben), hari itu pikiran aku yang penting penerbangannya selamat sampai tujuan. Akhirnya Jam 11-an malam aku  sampai di Jogja. Sebelum balik ke kosan adik aku, kami menutup hari itu dengan makan mie instant kuah di warung dekat kosannya. Kenikmatan hakiki yang sudah 2 minggu tidak dirasakan oleh lidah hahaha

Jadi di Jogja aku menghabiskan waktu 6 hari. Berikut beberapa tempat yang sempat kami kunjungi:
  • Taman Sari. Sama bapak tour guidenya aku dikira wartawan. Entah bapaknya melihat dari segi mana.
  • Candi Ratu Boko. Kesan yang aku dapat waktu ke sini sama dengan kesan waktu pertama kali liat Merlion Statue di Singapore. Gini doang nih? (if you know what I mean hehe)
  • Puncak Kali Biru. Lokasinya bener-bener di puncak. Jalan masuk ke sini asri tapi masih perlu untuk diperbaiki karena jalannya sempit dan masih kurang bagus. Sempat ngobrol sama Bapak-Bapak yang mengaku sebagai salah satu perintis wisata Kali Biru. Beliau cerita tentang asal mula kenapa akhirnya membuat Kali Biru sebagai objek wisata. Katanya dulu ada orang US gitu yang entah untuk keperluan apa (aku lupa) berkunjung ke Kali Biru, nah setelah melihat tempat ini, si bule tersebut menyarankan kalo tempat ini layak dijadikan objek wisata karena pemandangannya bagus. Sayang kalo cuman jadi tempat main anak-anak atau tempat buat nyari kayu bakar doang, mending di kelola supaya warga sekitar bisa dapat penghasilan juga, begitu katanya. Jadi deh Objek Wisata Kali Biru. Konon katanya dari tempat ini nantinya kita bisa melihat bandara jogja yang baru (yang sekarang jadi kontroversi itu). 
  • Sunday Morning UGM. I love this place. No, I just simply love markets hehe
  • Sindu Kusuma Edu Park. Waktu itu ke sini pas malam. Sepi banget karena hujan baru aja reda, jadi berasa kayak yang punya taman bermain haha. Yang paling aku ingat adalah ketika aku digratisin naik salah satu wahana karena  waktu itu isi voucher kami cuma cukup untuk satu orang aja. Masnya sangat baik hati. Terima kasih banyak loh mas, semoga rejekinya selalu lancar yak hehe, Aamiin.
  • Candi Prambanan. Akhirnya ngeliat yang selama ini cuman dilihat dari buku sejarah dan tv.
  • Dan tentu saja ke Malioboro.

















Selama di Jogja, kemana-mana kami naik motor. Jadi aku nggak begitu tau tentang transportasi umumnya. Tapi kalau kata adik aku, Trans Jogja nyaman kok, udah gitu murah juga. Sebagai contoh untuk rute Bantul-Prambanan yang jauh itu, hanya dikenakan biayanya Rp. 3.500,00. Caution! Setiap weekend katanya trans jogja padat penumpang, wajar sih.

Btw, perjalanan kemarin itu adalah pengalaman pertama aku ke Jogja. Mmmm... menurut aku Jogja mirip-mirip sama Chiang Mai, sama-sama dipersiapkan untuk jadi Kota Wisata. No wonder banyak orang yang pengen datang ke sini. Anw, did I already mention that the food in Jogja is superb? Harganya juga murah-murah. Kapan yak Kalimantan bisa gitu juga (harga makanan murah meriah) haha

.

Perjalanan selama 3 minggu kemarin itu penuh pelajaran (jelaslah ya). Aku ketemu banyak orang dengan background yang berbeda tapi mostly punya interest yang sama, travel. Walaupun mungkin tujuan dari melakukan perjalanan tersebut berbeda-beda ya. Aku misalnya, melakukan perjalanan sebagai reward terhadap perjuangan aku selama kuliah sekalian aku pengen melihat dan belajar bagaimana kota-kota di atas beraktifitas, because I always have an interest on that. Ada juga yang melakukan perjalanan karena mereka pengen tahu lebih mengenai interest mereka sebenarnya apa, kayak 2 cewek kembar dari  jerman yang aku ketemu di Bangkok. Waktu itu mereka melakukan Gap Yearing buat tau mereka sebenarnya pengen kuliah jurusan apa. Atau mungkin ada juga yang pengen mencari jati diri, keluar dari comfort zone, mengenal dirinya lebih jauh, sekedar berlibur dsb. Intinya perjalanan kemarin itu kembali menambah teman baru, ilmu baru dan juga perspektif baru tentang banyak hal. Alhamdulillah.

.

Jadi kapan nih kita jalan bareng?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

The First Country: Travel Around The World (Part 1)

Day 2 : From Tokyo To Sendai